Sunday, July 14, 2013

Firemen, Heroism & A Sick Nation

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya.” (Bung Karno, 10 November 1961)
Tiga hari lalu, Kamis (Juli 11), kebakaran terjadi di lantai 4 komplek kantor gue. Beruntung tidak ada korban jiwa dan beruntung pula kantor gue, ‘The Daily Planet’, yang kebetulan percis berada di gedung Blok A lantai 4 tersebut, lolos dari amukan api. Kejadian-kejadian seputar kebakaran itu memberikan pelajaran penting terkait dengan kondisi kebangsaan kita yang rasa-rasanya patut kita jadikan bahan renungan bersama.

Wednesday, July 3, 2013

Bullshit and Hope

Baru-baru ini gue berbincang dengan teman gue yang atheis. Dia bilang, “Ry, setelah semua omong kosong dan ketidakadilan yang lo lihat dan bahkan lo alami, lo masih percaya Tuhan dan segala konsep absurd tentangnya, termasuk surga dan neraka di kehidupan setelah kematian?”

Monday, June 24, 2013

Behind Words

"membaca tulisan berarti membaca jiwa dan pikiran penulisnya"
Wahhaaaa... tulisan terakhir saya di blog ini tertanggal 24 November 2010! Itu nyaris tiga tahun lalu! Dan setelah baca-baca kembali tulisan saya di blog ini, saya jadi ketawa-tawa sendiri dan mengerutkan dahi karena akhirnya menyadari masih betapa kacau, betapa lugu, naif dan katronya saya tiga tahun lalu hahahaaa... Ya sekarang juga masih sih heheheee... Anyway, doakan saya bisa membagi waktu lebih baik lagi kedepannya untuk bisa menghidupkan kembali blog ini dan berbagi pikiran-pikiran sederhana dengan para pembaca. Salam.. ;)

Monday, May 31, 2010

UI yang Semakin Tidak Bersahabat, UI yang Semakin Anti Sosial

Hari ini (31/5) Universitas Indonesia (UI) mulai menutup dua pintu masuk menuju Kampus UI Depok. Dua pintu masuk yang ditutup adalah Pintu Barel dan Pintu Gg. Senggol dari total 8 pintu masuk selain gerbang utama Kampus UI Depok. Dua pintu ini menghubungkan Kampus UI dengan pemukiman warga, kost-an mahasiswa, dan sentra ekonomi kecil seperti warteg, rumah makan, toko buku, rental computer, internet dan usaha foto copy. Memang dari segi keamanan, kondisi dua pintu ini agak rawan dengan kecelakaan karena ada lintasan kereta api yang memisahkan antara pintu tersebut dengan pemukiman warga.

Thursday, May 20, 2010

Bangsa yang Bopeng Sebelah

Konflik politik berdarah yang berkelanjutan di Thailand antara militer penyokong PM Abhisit Vejjajiva dengan massa demonstran Kaos Merah pendukung mantan PM Thaksin Shinawatra membuat siapapun yang membenci kekerasan termasuk saya, makin tak bsa tidur. Hati rasanya teriris melihat sesama manusia saling membunuh menumpahkan darah. Di tengah kegalauan itu, saya coba selesaikan tulisan yang lama tertunda tentang konflik politik tersebut, khususnya tentang sepak terjang Si Kaos Merah. Tapi tak jua bisa selesai. Ini karena pikiran dan hati saya belum tenang. Masih kacau wasaicau dirusak adegan kekerasan tersebut. Padahal saya selalu membutuhkan hati dan pikiran yang tenang untuk dapat menulis. So, di tengah kebuntuan itu, saya mendadak teringat dengan sebuah catatan singkat yang saya tulis pada 15 April 2010 lalu yang lupa saya posting di blog saya. Tulisan singkat yang saya maksudkan menjadi refleksi dari tragedi berdarah di Makam Mbah Priok. Jelas antara Tanjung Priok, Indonesia dengan Bangkok, Thailand terpisah ribuan mil. Namun sepertinya ada jalinan benang merah yang dapat diambil. Inilah dia tulisan tersebut. Moga bisa menjadi pengantar untuk tulisan tentang Si Kaos Merah.

Thursday, May 6, 2010

GOLAK!

Prolog
Tak salah perkataan dari seorang penyair besar dizamannya bahwa kegelisahan itu menyiksa tapi menggairahkan. Kegairahan karena sebuah keyakinan. Keyakinan tentang mimpi keadilan. Keadilan penjemput cita-cita kesejahteraan. Dan pintu pembukanya ada dalam semangat pembebasan dan pemberontakan yang adalah jiwa kaum muda.

*****


Hujan rintik-rintik masih turun membasahi Kota Depok. Rupanya langit masih belum puas mengguyur kota ini dengan hujan deras tadi malam. Depok, Kota kecil yang dulu hijau, asri dan nyaman mendadak kalut dan gagap. Kalut karena kedatangan ribuan penghuni baru setiap tahunnya. Yang kemudian sebagian besar tinggal menetap dan beranak pinak. Gagap lantaran kepemimpinan yang bodoh dan tidak becus menghasilkan pembangunan yang serampangan tak terkontrol. Hujan sedikit saja, banjir sudah menggenangi berbagai sudut Kota Depok. Kalau sudah begini, kemacetan Jalan Margonda yang sudah sedemikian parah bertambah kacau.

Sunday, April 18, 2010

Bentang Jarak

di bawah angkasa malam selaju
Kau dan aku diam membisu.
Hanya hati berbicara,
hanya jiwa bercengkrama..
Hingga kita saling sadari,
bentang jarak tiada arti.



Depok, 24 Januari 2010