Sunday, April 18, 2010

Bentang Jarak

di bawah angkasa malam selaju
Kau dan aku diam membisu.
Hanya hati berbicara,
hanya jiwa bercengkrama..
Hingga kita saling sadari,
bentang jarak tiada arti.



Depok, 24 Januari 2010

Friday, April 16, 2010

[The Lost] Momentum

Dalam mekanika klasik, momentum didefinisikan sebagai hasil perkalian dari massa dan kecepatan. Artinya untuk menghasilkan momentum dibutuhkan kekuatan massa yang signifikan dan kecepatan gerak dari massa tersebut. Dalam konteks Indonesia kontemporer, momentum itu kembali tercipta setelah lama menghilang selama 12 tahun pasca reformasi 1998. Momentum untuk melakukan perbaikan total dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini, kembali hadir setelah kekuatan civil society mampu mengkonsolidasikan diri untuk merebut beberapa ‘kemenangan’ penting pada pertentangan popular dalam politik Indonesia. Pertentangan abadi antara rasa keadilan masyarakat dengan nafsu kekuasaan. Dimulai dengan pembebasan Prita Mulyasari, pengungkapan rekayasa kasus Bibit-Chandra, hingga pengungkapan konspirasi skandal Bank Century yang telah membuka tiap pasang mata di Republik ini bahwa para pemimpinnya, pengambil keputusan di Negara ini diduga keras terlibat dalam konspirasi tersebut. Jelas ini adalah kerja bersama dari kekuatan civil society yang mulai bangkit kesadaran kolektifnya dan kemudian mengkonsolidasikan diri untuk memaksakan terwujudnya keadilan sosial dan pemerintahan yang bersih di Republik ini, yang selama ini dinegasikan dan sengaja diabaikan dalam kamus politik penguasa.

Sunday, April 4, 2010

Sibak!

Hilang. Entah untuk yang keberapakalinya, lembar demi lembar halaman kamus setebal 1082 halaman itu kubolak-balik. Alih-alih meredakan keingintahuanku, justru rasa penasaran makin berkecamuk. Kemanakah ia pergi?

Seharusnya kata yang kucari itu ada diantara kata adikuasa dan adiluhung. Mengapa tak juga kutemukan? Hingga waktu ditelan keganjilan, kata itu tetap menghilang. Kemana lagi kan kucari? Dimanakah kan kutemui?

Malam tlah dilipat siang. Aku dan pikiranku berjalan beriringan. Hingga sampai di muka pengadilan, yang kudapat hanya gelengan. Kulanjutkan perjalanan, menemui Sang Kepala pemerintahan. Tunjukkan adil kataku! Dan dijawab dengan banyak alasan dan ketidaktegasan. Citra dirinya jauh lebih penting ketimbang kata keramat itu.

Aku hampir-hampir saja putus asa. Ternyata mereka telah lupa, atau aku sedang mencari yang tidak ada?
Elusif! Ya, entahlah apa jadinya Republik ini?! Hahahah.. Dunia yang lucu.


sebelumnya pernah diposting disini: http://www.facebook.com/haryantosuharman

déjà vu

Berdenyut di jantung sejarah
Kembali kulihat batu dan debu menjadi satu
Kusaksikan kepalan tangan bertemu jemari yang terkulai
Bagaimana mungkin jelaga hitam bersatu dengan putihnya susu?

Aku, pernah tegak berdiri dan bersuara lantang
Dan kini, teriakanku menggema lewat pena dan mata tertentang.

Disini di tanah ini..
Dimana hiruk-pikuk politisi beradu dengan teriakan massa
Dimana barter kepentingan menjadi jiwa politik elit
Dimana moralitas dan keadilan terbiasa dikorbankan
Dimana semangat muda dibelenggu oleh jiwa-jiwa renta
Aku déjà vu..


sebelumnya pernah diposting disini: http://www.facebook.com/haryantosuharman