Monday, May 31, 2010

UI yang Semakin Tidak Bersahabat, UI yang Semakin Anti Sosial

Hari ini (31/5) Universitas Indonesia (UI) mulai menutup dua pintu masuk menuju Kampus UI Depok. Dua pintu masuk yang ditutup adalah Pintu Barel dan Pintu Gg. Senggol dari total 8 pintu masuk selain gerbang utama Kampus UI Depok. Dua pintu ini menghubungkan Kampus UI dengan pemukiman warga, kost-an mahasiswa, dan sentra ekonomi kecil seperti warteg, rumah makan, toko buku, rental computer, internet dan usaha foto copy. Memang dari segi keamanan, kondisi dua pintu ini agak rawan dengan kecelakaan karena ada lintasan kereta api yang memisahkan antara pintu tersebut dengan pemukiman warga.

Rencananya dua pintu tersebut akan ditutup selamanya. Hingga sejauh ini belum ada keterangan resmi maupun sosialisasi dari pihak Rektorat UI kepada para mahasiswa maupun warga masyarakat sekitar kampus. Informasi yang dihimpun di lapangan yakni dari para satpam yang menggembok pintu dan memasang kawat berduri di atas pintu tersebut, alasan penutupan adalah karena pintu masuk ini bukanlah pintu masuk resmi dan memang sudah lama direncanakan untuk ditutup. Ditambah kecelakaan terakhir di Pintu Gg. Senggol dimana satu orang mahasiswa UI tingkat akhir meninggal dunia karena tertabrak kereta. Akhirnya kebijakan untuk menutup dua pintu tersebut direalisasikan mulai hari ini. Namun ada juga informasi yang beredar bahwa penutupan itu berkaitan dengan rencana kedatangan Presiden USA Barack Obama ke Kampus UI Depok tersebut pada 14 Juni 2010 mendatang. Indikasi ini terlihat dari persiapan Kampus UI mempercantik dan berbenah diri, misalnya sejak kemarin sore (30/5), jalan-jalan kampus mulai diaspal secara keseluruhan.

Diperkirakan bahwa kebijakan sepihak dari Rektorat UI yang cenderung anti sosial ini akan memicu protes keras dari warga masyarakat sekitar kampus dan juga mahasiswa, sebagaimana yang sudah terjadi sebelumnya. Terakhir bentrokan antara warga dengan pihak Kampus UI terjadi tahun 2009 lalu. Waktu itu warga berhasil membatalkan penutupan dua pintu masuk ini. pada sisi lain, protes warga dan mahasiswa ini memang menemui alasan rasionalnya, yakni kebijakan penutupan tersebut akan berdampak jangka panjang pada matinya sentra ekonomi kecil yang tumbuh dibalik pagar kuning UI. Mahasiswa pun harus memutar jalan sekitar 1 kilometer untuk beralih menuju pintu masuk lainnya di daerah Pondok Cina ataupun Stasiun UI. Dan cara UI yang tidak komunikatif, karena tidak ada dialog sebelumnya dengan warga masyarakat dan juga mahasiswa adalah bentuk ketidakarifan pada dunia luar dibalik pagar kuning Kampus UI. Seharusnya pihak UI dapat melakukan solusi yang lebih bermanfaat bagi seluruh pihak, yakni misalnya dengan menempatkan satpam di setiap pintu masuk tersebut untuk bertugas menjaga dan memperingatkan mahasiswa dan warga masyarakat yang hilir mudik di pintu tersebut dari kereta yang lewat. Cara seperti ini lebih humanis ketimbang penutupan pintu masuk yang dilakukan oleh UI seperti sekarang ini. Apalagi bila menimbang letak geografis UI yang tepat berada di tengah-tengah perkampungan warga Kukusan, Beji, Pondok Cina, dan Srengseng Sawah.

Memang bila kita telusuri lebih jauh lagi, tanda-tanda bahwa Kampus UI makin tidak bersahabat, makin anti sosial pada warga masyarakat sekitar kampus dimulai sejak tahun 2002 yakni ketika kantin-kantin yang menjadi sentra ekonomi kecil yang bertebaran di dalam kampus namun tidak menjadi bagian dari kantin resmi, dibongkar dan dilarang keberadaannya. Kemudian kebijakan berlanjut di tahun 2003 dan tahun-tahun berikutnya, ketika UI melarang keberadaan pasar pagi yang eksis di sepanjang jalan kampus UI setiap hari minggu pagi. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, pedagang kaki lima dilarang masuk dan beredar berjualan di area Kampus UI Depok. Pedagang kaki lima yang kedapatan berjualan di area kampus akan dirazia dan disita gerobaknya. Terakhir adalah upaya penutupan pintu masuk yang berkali-kali dapat digagalkan oleh warga masyarakat sekitar kampus hingga hari ini kemudian pihak UI mencoba kembali merealisasikan kebijakan tersebut.

Well, UI terobsesi menembus dunia dengan menjadi World Class University tapi UI lupa untuk tetap menapak di bumi dimana kampus mereka dibangun. UI melupakan peran dan kewajiban sosial mereka untuk men-develope masyarakat sekitar kampus mereka. UI era otonomi kampus, sepertinya adalah UI yang semakin tidak bersahabat. UI yang semakin anti sosial.

3 comments:

  1. usaha2 kecil milik warga tumbuh kembang semenjak awal pembuatan pintu masuk barel dulu. kini, dalam sekejap ui menutup pintu tersebut dan mematikan mata pencaharian banyak orang sambil berkata : gua ga mo tau lu cari makan dimana skarang. ini rumah gue, terserah gue mau dibuka ato ditutup ini pintu..tolong dimengerti, gue mo jadi world class university...

    ReplyDelete
  2. Jalan muter dikit ribet amat sih...

    ReplyDelete
  3. iya. lagian kan udah ada yang meninggal ketabrak kereta. mau jatoh korban lagi?

    ReplyDelete