Hari ini (31/5) Universitas Indonesia (UI) mulai menutup dua pintu masuk menuju Kampus UI Depok. Dua pintu masuk yang ditutup adalah Pintu Barel dan Pintu Gg. Senggol dari total 8 pintu masuk selain gerbang utama Kampus UI Depok. Dua pintu ini menghubungkan Kampus UI dengan pemukiman warga, kost-an mahasiswa, dan sentra ekonomi kecil seperti warteg, rumah makan, toko buku, rental computer, internet dan usaha foto copy. Memang dari segi keamanan, kondisi dua pintu ini agak rawan dengan kecelakaan karena ada lintasan kereta api yang memisahkan antara pintu tersebut dengan pemukiman warga.
Monday, May 31, 2010
Thursday, May 20, 2010
Bangsa yang Bopeng Sebelah
Konflik politik berdarah yang berkelanjutan di Thailand antara militer penyokong PM Abhisit Vejjajiva dengan massa demonstran Kaos Merah pendukung mantan PM Thaksin Shinawatra membuat siapapun yang membenci kekerasan termasuk saya, makin tak bsa tidur. Hati rasanya teriris melihat sesama manusia saling membunuh menumpahkan darah. Di tengah kegalauan itu, saya coba selesaikan tulisan yang lama tertunda tentang konflik politik tersebut, khususnya tentang sepak terjang Si Kaos Merah. Tapi tak jua bisa selesai. Ini karena pikiran dan hati saya belum tenang. Masih kacau wasaicau dirusak adegan kekerasan tersebut. Padahal saya selalu membutuhkan hati dan pikiran yang tenang untuk dapat menulis. So, di tengah kebuntuan itu, saya mendadak teringat dengan sebuah catatan singkat yang saya tulis pada 15 April 2010 lalu yang lupa saya posting di blog saya. Tulisan singkat yang saya maksudkan menjadi refleksi dari tragedi berdarah di Makam Mbah Priok. Jelas antara Tanjung Priok, Indonesia dengan Bangkok, Thailand terpisah ribuan mil. Namun sepertinya ada jalinan benang merah yang dapat diambil. Inilah dia tulisan tersebut. Moga bisa menjadi pengantar untuk tulisan tentang Si Kaos Merah.
Thursday, May 6, 2010
GOLAK!

Tak salah perkataan dari seorang penyair besar dizamannya bahwa kegelisahan itu menyiksa tapi menggairahkan. Kegairahan karena sebuah keyakinan. Keyakinan tentang mimpi keadilan. Keadilan penjemput cita-cita kesejahteraan. Dan pintu pembukanya ada dalam semangat pembebasan dan pemberontakan yang adalah jiwa kaum muda.
*****
Hujan rintik-rintik masih turun membasahi Kota Depok. Rupanya langit masih belum puas mengguyur kota ini dengan hujan deras tadi malam. Depok, Kota kecil yang dulu hijau, asri dan nyaman mendadak kalut dan gagap. Kalut karena kedatangan ribuan penghuni baru setiap tahunnya. Yang kemudian sebagian besar tinggal menetap dan beranak pinak. Gagap lantaran kepemimpinan yang bodoh dan tidak becus menghasilkan pembangunan yang serampangan tak terkontrol. Hujan sedikit saja, banjir sudah menggenangi berbagai sudut Kota Depok. Kalau sudah begini, kemacetan Jalan Margonda yang sudah sedemikian parah bertambah kacau.
Sunday, April 18, 2010
Bentang Jarak
Friday, April 16, 2010
[The Lost] Momentum

Sunday, April 4, 2010
Sibak!
Hilang. Entah untuk yang keberapakalinya, lembar demi lembar halaman kamus setebal 1082 halaman itu kubolak-balik. Alih-alih meredakan keingintahuanku, justru rasa penasaran makin berkecamuk. Kemanakah ia pergi?
Seharusnya kata yang kucari itu ada diantara kata adikuasa dan adiluhung. Mengapa tak juga kutemukan? Hingga waktu ditelan keganjilan, kata itu tetap menghilang. Kemana lagi kan kucari? Dimanakah kan kutemui?
Malam tlah dilipat siang. Aku dan pikiranku berjalan beriringan. Hingga sampai di muka pengadilan, yang kudapat hanya gelengan. Kulanjutkan perjalanan, menemui Sang Kepala pemerintahan. Tunjukkan adil kataku! Dan dijawab dengan banyak alasan dan ketidaktegasan. Citra dirinya jauh lebih penting ketimbang kata keramat itu.
Aku hampir-hampir saja putus asa. Ternyata mereka telah lupa, atau aku sedang mencari yang tidak ada?
Elusif! Ya, entahlah apa jadinya Republik ini?! Hahahah.. Dunia yang lucu.
sebelumnya pernah diposting disini: http://www.facebook.com/haryantosuharman
Seharusnya kata yang kucari itu ada diantara kata adikuasa dan adiluhung. Mengapa tak juga kutemukan? Hingga waktu ditelan keganjilan, kata itu tetap menghilang. Kemana lagi kan kucari? Dimanakah kan kutemui?
Malam tlah dilipat siang. Aku dan pikiranku berjalan beriringan. Hingga sampai di muka pengadilan, yang kudapat hanya gelengan. Kulanjutkan perjalanan, menemui Sang Kepala pemerintahan. Tunjukkan adil kataku! Dan dijawab dengan banyak alasan dan ketidaktegasan. Citra dirinya jauh lebih penting ketimbang kata keramat itu.
Aku hampir-hampir saja putus asa. Ternyata mereka telah lupa, atau aku sedang mencari yang tidak ada?
Elusif! Ya, entahlah apa jadinya Republik ini?! Hahahah.. Dunia yang lucu.
sebelumnya pernah diposting disini: http://www.facebook.com/haryantosuharman
déjà vu
Berdenyut di jantung sejarah
Kembali kulihat batu dan debu menjadi satu
Kusaksikan kepalan tangan bertemu jemari yang terkulai
Bagaimana mungkin jelaga hitam bersatu dengan putihnya susu?
Aku, pernah tegak berdiri dan bersuara lantang
Dan kini, teriakanku menggema lewat pena dan mata tertentang.
Disini di tanah ini..
Dimana hiruk-pikuk politisi beradu dengan teriakan massa
Dimana barter kepentingan menjadi jiwa politik elit
Dimana moralitas dan keadilan terbiasa dikorbankan
Dimana semangat muda dibelenggu oleh jiwa-jiwa renta
Aku déjà vu..
sebelumnya pernah diposting disini: http://www.facebook.com/haryantosuharman
Kembali kulihat batu dan debu menjadi satu
Kusaksikan kepalan tangan bertemu jemari yang terkulai
Bagaimana mungkin jelaga hitam bersatu dengan putihnya susu?
Aku, pernah tegak berdiri dan bersuara lantang
Dan kini, teriakanku menggema lewat pena dan mata tertentang.
Disini di tanah ini..
Dimana hiruk-pikuk politisi beradu dengan teriakan massa
Dimana barter kepentingan menjadi jiwa politik elit
Dimana moralitas dan keadilan terbiasa dikorbankan
Dimana semangat muda dibelenggu oleh jiwa-jiwa renta
Aku déjà vu..
sebelumnya pernah diposting disini: http://www.facebook.com/haryantosuharman
Subscribe to:
Posts (Atom)